KUALA LUMPUR ,
KOMPAS .com - Kekalahan 0- 3 (0 -0 ) dari Malaysia menegaskan bahwa Indonesia masih perlu belajar.
Paling tidak Indonesia menjadikan kekalahan itu untuk melakukan langkah terobosan signifikan menghadapi pertemuan final kedua Piala Suzuki AFF di Jakarta, 29 Desember .
Pelatih Indonesia Alfred Riedl menilai kekalahan itu lebih disebabkan pemain kehilangan konsentrasi di saat -saat kritis.
”Mengapa mereka kehilangan
konsentrasi seperti itu, saya tidak
tahu,” ujar Riedl dalam jumpa pers
seusai pertandingan yang juga
diikuti wartawan Kompas, Agung Setyohadi, di Kuala Lumpur, Malaysia.
Riedl belum bisa memastikan apakah penghentian pertandingan selama lima menit akibat laser ikut membuat konsentrasi pemain buyar.
Namun, seberapa buruk akibatnya
terhadap konsentrasi pemain, Riedl
belum bisa memastikannya. Markus
dua kali memprotes wasit karena
sorot laser mengenai wajah dan
matanya. ”Laser memang sesuatu
yang buruk , semoga tidak ada lagi
seperti itu,” ujar Riedl .
Riedl menegaskan, kekalahan ini
juga membuatnya bingung. Pada
babak pertama , kedua tim bermain
imbang dalam menciptakan peluang
gol maupun penguasaan bola.
Bahkan, pada awal babak kedua
Indonesia memiliki dua peluang
bagus mencetak gol. ”Tetapi setelah
kebobolan satu gol, para pemain
tuan rumah menjadi lebih percaya
diri & pemain bertahan kami seperti kebingungan,” ujar Riedl.
Mengenai gangguan publisitas
terhadap para pemain tim nasional
dalam beberapa hari terakhir, Riedl
menilai itu sangat mengganggu .
”Bukan hanya media , tetapi juga
federasi ( PSSI) dan masyarakat.
Sebenarnya itu tidak perlu . Terlalu
berlebihan. Apa yang terjadi dalam
beberapa hari terakhir di Jakarta
sangat buruk” ujar Riedl .
Pelatih Malaysia Krisnashamy Rajagobal menilai gol pertama
mendongkrak semangat pemainnya.
Hal ini sama dengan kejadian di
Indonesia saat timnya dikalahkan
Indonesia.
Ia juga mengakui Indonesia bermain
sangat bagus pada babak pertama
sampai terjadinya gol. Para pemain
Indonesia, seperti Oktovianus
Maniani, Cristian Gonzales, dan
Yongki Aribowo, membuat para
pemain kerepotan menjaganya.
Pada final kedua nanti , Rajagobal
mengaku tidak akan menerapkan
pola bertahan. Modal keunggulan
3- 0 belum menjadi jaminan Malaysia
akan memenangi Piala AFF 2010. Ia
akan memainkan strategi sesuai
dengan kondisi di lapangan
”Saya tegaskan kepada para pemain
bahwa perjuangan belum selesai.
Mereka harus berkonsentrasi selama
90 menit di Indonesia” ujar Rajagobal.
Riedl menilai, untuk menang 4 -0 pada laga final kedua supaya menjadi juara bukan perkara mudah & membutuhkan kerja keras .
Namun, masih ada peluang meskipun tipis. Ia berharap laga kandang memberikan peluang yang bagus.
”Tentu saya akan berbicara dengan para pemain untuk membahas apa yang terjadi. Saya juga akan melakukan sesuatu untuk mengangkat mental pemain. Namun, pemain sendirilah yang harus memperbaiki diri” ujar Riedl.
Pertandingan ketat dengan tempo
tinggi di babak pertama sempat
menggugah emosi sekitar 88.000
suporter kedua tim yang memadati
Stadion Bukit Jalil. Di akhir babak
pertama, pengawas pertandingan
mengumumkan agar suporter tidak
mengarahkan sinar laser kepada
pemain. Kejadian sorotan
menggunakan sinar laser ini sempat
dikeluhkan kiper Markus Haris
Maulana hingga menunda eksekusi
tendangan sudut. Selama
pertandingan, polisi juga berpatroli
keliling di lintasan di luar stadion
mengawasi tribune suporter .
Namun, setelah Indonesia tertinggal
0- 3, suporter yang memadati
tribune biru mulai meninggalkan
arena. Dukungan untuk tim nasional
pun mulai hilang, tidak ada lagi
teriakan ” Indonesia, Indonesia” .
Dukung tim nasional
Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono meminta masyarakat
Indonesia tidak berkecil hati dan
tetap mendukung tim nasional
Indonesia dengan cara sportif.
Kekalahan 0 - 3 dari Malaysia
diharapkan Presiden tetap menjadi
kemenangan yang tertunda bagi
Indonesia.
Presiden menyampaikan hal itu
seusai menonton pertandingan final
Piala Suzuki AFF bersama klub sepak
bola Cikeas Junior dan wartawan di
kediaman pribadinya di Puri Cikeas
Indah, Bogor, Minggu (26/ 12/ 2010)
malam. ”Tidak perlu kecil hati,
jangan salah- menyalahkan, pasti
timnas kita juga ingin berbuat yang
terbaik” ujar Presiden.
”Kalau jadi suporter, jangan ikut
seperti Malaysia, mengganggu
temannya. Kita tunjukkan kita
menjadi bangsa yang sportif” ujar
Presiden.
Pada waktu istirahat setelah babak
pertama pertandingan, Presiden
mengatakan, ia telah menelepon
Menteri Pemuda dan Olahraga Andi
Mallarangeng yang menonton di
Stadion Bukit Jalil. Presiden meminta
Menpora memprotes adanya
penonton Malaysia yang memainkan
sinar laser dan mengganggu
konsentrasi pemain Indonesia .
Di Cikeas, selain rombongan
anggota klub Cikeas Junior, antara
lain tampak pula Menteri Sekretaris
Negara Sudi Silalahi, Menteri
Pendidikan Nasional Mohammad
Nuh, dan Menteri Koordinator
Politik, Hukum , dan Keamanan
Djoko Suyanto.
Presiden menonton pertandingan
ini melalui layar lebar yang dipasang
di pendopo samping kediaman
Presiden di Cikeas.
Suasana stadion
Suasana damai di Stadion Bukit Jalil ,
sebelum pertandingan digelar, juga
cukup kondusif . Di jalan yang
mengelilingi stadion, suporter
berjalan-jalan menghabiskan waktu.
Saat kelompok merah bertemu
kelompok kuning, tidak ada
ketegangan. Mereka juga bisa duduk
bersama di satu bangku meja di
warung-warung makan. Suasana ini
tidak seperti yang ada di forum-
forum dunia maya” Kami tidak mau
gaduh, kami mau sukan. Semoga
tidak ada gaduhlah. Penyokong
Indonesia mantaplah” ujar seorang
suporter Malaysia, Jamel bin
Madrasiq.
Semangat tidak mau gaduh itu pula
yang mendorong kedua kelompok
suporter dari Indonesia dan
Malaysia berfoto bersama. Bahkan,
bule-bule yang datang ke sekitar
stadion dengan nyaman berfoto
bersama para suporter . ”Di sini
suasananya lebih nyaman
(dibandingkan di Gelora Bung
Karno). Kami sekeluarga bisa
berjalan santai dulu” ujar Andi, yang
bersama keluarganya berjalan santai
di sekitar stadion sambil
menggendong putranya yang
berusia dua tahun.
Kemeriahan di stadion ini juga
berkat antusiasme para tenaga kerja
Indonesia yang berada di Kuala
Lumpur. Sulaiman sudah sejak pukul
11.00 berada di stadion. Tenaga
kerja asal Lombok ini datang
bersama 30 temannya asal Bali dan
Nusa Tenggara Barat. (DAY)
sumber
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar