welcome

Welcome To My Blog
Follow me,, don't forget to put some words on my cbox on the right side. .
Enjoy & hopefully useful...
Tampilkan postingan dengan label unique. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label unique. Tampilkan semua postingan

20110410

I am so crispy (Merendahkan derajat)

Banyak hal sebenarnya di dunia
ini yang ngga gue mengerti.
Katanya kalo kita punya uang, itu
bisa meninggikan derajat kita. Dan
itu artinya, untuk punya banyak
uang kita mesti bekerja keras
dalam mendapatkannya. Tapi
ternyata, ada sebuah pekerjaan
yang justru kalo dikasih uang,
malah bisa merendahkan derajat
orang yang mengerjakannya. Apa
itu, ya?

Pas suatu saat gue lagi buka
fesbuk gue, buat ngeliat siapa tau
aja ada cewek jomblo yang khilaf
dan mau jadi pacar gue. Tiba-tiba
gue melihat ada friend invitation
di situ. Awalnya gue berharap
yang nginvite gue itu Luna Maya,
atau paling ngga Cut Tari, lah!
(Soalnya koleksi yang gue punya
cuma 2 orang itu, hehehehe…).
Tapi ternyata yang nginvite gue
adalah temen SMP gue, Lia.
Dulu di sekolah dia adalah salah
satu murid yang menonjol. Banyak
guru serta teman-teman yang
kagum dengan tonjolannya!
Maksud gue, dengan kepintarannya. Dia sering banget
jadi juara kelas. Bahkan sempet
juga dia menduduki urutan
pertama se-sekolahan. Dan
kabarnya, setelah lulus SMA, dia
dapet beasiswa untuk belajar di
Jepang.
Makanya pas dia nginvite gue di
fesbuk, gue seneng banget. Dan
gue ngerasa bangga karena dia
masih inget sama gue, temen
SMPnya. Meskipun waktu dia
jelasin kenapa dia masih inget
gue, alasannya cukup simple.
Karena katanya gue paling eye
catching diantara temen-temen
SMP-nya yang rata-rata
tampangnya ganteng-ganteng.
*Maksudnya, loe paling jelek
sendiri, Man!

Dalam sebuah kesempatan, gue
bisa chating sama dia. Ngobrolin
banyak hal yang udah kita lewatin
dalam kehidupan masing-masing.
Dan satu hal yang bikin gue
terkejut sama kehidupan dia
adalah karena sekarang dia jadi
seorang ibu rumah tangga di
Jepang sana. Soalnya gue pikir,
sayang aja kalo orang sepintar dia
mesti menyia-nyiakan hidupnya
hanya untuk menjadi seorang ibu
rumah tangga.
Tapi ternyata, pemikiran gue itu
salah. Waktu gue Tanya sama dia

“Kok loe, cuma jadi ibu rumah
tangga sih, Li? Emang susah ya,
cari kerjaan di Jepang? Kenapa loe
ngga balik aja ke Indo?”
Lia jawab gini ke gue.
“Man, aku di sini jadi ibu rumah
tangga bukan karena susah cari
kerja. Tapi ini memang panggilan
hati aku.”
“Maksud loe kaya Adzan, gitu?”
*Itu panggilan sholat, O’on!!*
“Gini, Man. Mungkin Hilman juga
tau, dulu waktu di sekolah aku
cukup berprestasi. Malah
bukannya mau nyombong, tapi
aku pernah jadi juara satu
sekolah. Dan hal itu bisa aku
dapatkan, karena aku
mendapatkan perhatian, kasih
sayang, dan pendidikan yang baik
dari orang tuaku, terutama ibuku.”
“Nah, sekarang aku mau anakku
pun mendapatkan apa yang
pernah aku dapatkan dulu. Aku
mau anakku jadi seorang anak
yang baik, berbakti, berprestasi
dan bisa bermanfaat bagi banyak
orang. Dan aku pikir, anakku akan
bisa seperti itu kalau dia
mendapatkan perhatian lebih dari
aku, sebagai ibunya.”
Kalo dipikir-pikir, bener juga sih
apa yang dibilang sama Lia. Gue
liat sekarang ini banyak anak-
anak yang kurang dapet
perhatian, karena kesibukkan
orang tua mereka. Dan banyak
diantara anak-anak yang kurang
dapet perhatian tersebut, menjadi
anak yang terjerumus dan
melakukan hal-hal yang
menyimpang.
Apalagi banyak orang tua jaman
sekarang ini yang ngga mau
dipusingkan dengan
perkembangan anaknya. Mereka
lebih memilih untuk memasukkan
anak-anak mereka ke sekolah atau
tempat kursus yang mahal.
Dengan harapan, anak-anak
mereka bisa menjadi anak yang
berprestasi. Namun kenyataannya,
anak-anak tersebut justru merasa
stress dan tertekan. Dan justru hal
itu malah berakibat buruk bagi
perkembangan mental si anak
tersebut.

“Kadang kita berfikir uang itu
adalah segalanya, Man. Kita
berfikir dengan banyak uang,
maka kita dan anak-anak kita
bakalan lebih tinggi derajatnya.
Tapi tau ngga loe, pekerjaan apa
yang justru kalo mendapatkan
uang, malah bisa menurunkan
derajat yang mengerjakannya?”
Tanya Lia, dalam chatting tersebut.
“Mmmhhh…, pekerjaan apa tuh,
Li?”
“Pekerjaan yang kalo
mendapatkan uang malah
menurunkan derajat yang
mengerjakannya, adalah
pekerjaan rumah tangga, Man.
Termasuk mengurus Anak. Kalau
yang mengerjakan pekerjaan
rumah tangga itu ngga
mendapatkan uang imbalan dari
pekerjaannya, maka pekerjanya di
sebut Ibu Rumah tangga. Tapi
kalau yang mendapatkan uang,
pekerjanya itu disebut pembantu
rumah tangga.”
Hahahaha, bener juga tuh apa
yang dibilang sama Lia. Jelas
banget bedanya derajat antara
Ibu Rumah tangga, dengan
pembantu Rumah tangga.
Walaupun, pembantu rumah
tangga justru dapet duit dari
pekerjaannya, sedangkan ibu
rumah tangga ngga.
Mungkin sebenarnya banyak hal
dalam hidup ini yang kalo hanya
diukur dengan uang atau
popularitas, maka menurut gue
justru akan merendahkan derajat
orang yang melakukannya.
Apalagi saat ini banyak orang
yang maunya kerja dikit, tapi jadi
terkenal dan ngehasilin banyak
duit.
Kaya gue nih, walaupun gue baru
bisa bikin tulisan yang jelek dan
ngga ada ilmunya, tapi gue
maunya jadi orang yang terkenal
dan bisa dapet banyak duit.




sumber


hilman.blogdetik.com/2011/04/05/i-am-so-crispy-merendahkan-derajat/
Published with Blogger-droid v1.6.8

20101124

Guru Gauli 2 Muridnya


Bu guru hitam manis bernama Hina Patel (37) akhirnya dituntut 16 bulan penjara karena terbukti berhubungan seks dengan siswanya yang masih di bawah umur, 15 tahun. Guru yang seharusnya membimbing dan melindungi peserta didiknya itu terbukti mengajak berhubungan intim dua siswanya di SMA dekat Southport, Merseyside, Inggris. Awalnya, Hina Patel berhubungan seks dengan satu siswa berusia di bawah 16 tahun dan satu jam kemudian, bu guru juga melakukan hal yang sama dengan lainnya, sama-sama siswanya juga. Tuduhan itu ia akui di depan persidangan Sefton Utara Magistrate, sebagaimana dilaporkan The Sun, Senin (22/11/2010). Hina Patel dinilai bersalah karena seharusnya mengawasi siswa namun justru mengajari perbuatan mesum dan mengganggu aktivitas belajar para siswanya. Ibu satu anak itu juga bertukar nomor handphone dengan 11 pelajar pria dalam satu kelas yang ia ajar. Mula-mula SMS dengan bahasa yang ramah, namun berjalan 4 hari, percakapan menjurus soal seks. Dan siswa itu pun menanggapi dengan semangat serta ketagihan, walau usianya di bawah 16 tahun. Setelah SMS-SMS berbau seks, kemudian bu guru mengundang pelajar tersebut ke rumahnya. Sudah bisa dibayangkan apa yang terjadi. Selama dalam rumah tersebut, siswa itu selesai dari kamar mandi kemudian berjumpa bu guru di tangga dengan pakaian merangsang dan berlanjut ke kamar tidur. Para siswa itu dirahasiakan namanya karena di bawah umur. Mr Decker, penuntut umum dalam sidang tersebut menjelaskan, bermula dari SMS, kemudian bicara seks, mengajak ke rumah dan berciuman lalu hubungan intim tak terhindarkan. Apa yang dialami satu siswa kemudian pulang meninggalkan rumah bu guru. Satu jam kemudian, siswa lain juga diundang ke rumah itu kemudian terjadi hal yang sama. Keesokan harinya, bu guru memberi uang kepada siswa yang dikencaninya sebesar 5 Euro atau sekitar Rp 60.000 untuk transport ke rumahnya. Aktivitas Hina Patel itu akhirnya tercium polisi dan menggerebeknya berikut barang bukti. Banyak pesan SMS seks dalam handphone tersebut. Di persidangan, bu guru mengaku malu dan menyesal. Diketahui, Hina Patel berasal dari India kemudian migrasi ke Inggris. Dia menjadi guru dan melanjutkan studi S2. Dia ditinggal oleh suaminya dalam keadaan memiliki anak. Selain mengajar, dia juga tinggal dengan bar dan nyambi di tempat itu.

sumber:

http://internasional.kompas.com/read/2010/11/23/02425588

Sarah Carmen cewek yang bisa Orgasme 200 Kali Sehari

Seorang wanita asal Inggris, Sarah Carmen, merasa bosan dengan kehidupan seksualnya. Itu karena ia mengalami orgasme sebanyak 200 kali setiap hari. Deru kereta di atas rel, suara pengering rambut, atau irama deru mesin fotokopi bisa membuatnya orgasme.

Wanita berusia 26 tahun ini mengalami gangguan yang disebut Permanent Sexual Arousal Syndrome (PSAS). Ganguan itu memicu peningkatan aliran darah ke organ seksual.

"Kadang-kadang saya melakukan hubungan seks berkali-kali untuk menenangkan diri, lalu merasa bosan. Dan laki-laki yang tidur dengan saya tampaknya tak banyak membuat usaha karena saya mencapai klimaks dengan begitu mudah," kata Carmen, seperti dikutip dari laman Top News.

Carmen curiga kondisi PSAS ini muncul karena konsumsi obat anti depresan saat usia 19 tahun. Hanya dalam beberapa minggu setelah mengonsumsi obat tersebut, Carmen mulai merasa seringkali mengalai orgasmi dan sepertinya tiada henti.

"Ketika berhubungan selama beberpa jam dengan pacar saya, dia kagum karena aku bisa berkali-kali orgasme. Kemudian orgasme terjadi lagi setelah berhubungan seks, aku hanya memikirkannya kemudian terangsang dan klimaks," Carmen menambahkan.

Enam bulan bulan usai konsumsi obat itu, Carmen mengalami 150 kali orgasme setiap hari, bahkan bisa mencapai 200 kali. Carmen merasa menderita dengan kondisi ini, karena orgasme bisa datang setiap saat, tidak pada waktu dan tempat yang sesuai.

"Banyak hal yang bisa membuatku orgasme. Bahkan hanya karena suara pengering rambut. Aku adalah terapis kecantikan yang selalu menggunakan alat mikri demabrasi yang bergetar dan itu juga bisa membuatku orgasme. Aku terkadang tidak bisa mengontrolnya," kata Carmen.

Carmen harus ekstra konsentrasi untuk menyelesaikan pekerjaannya. Biasanya ia akan berpura-pura mengalami kram kaki, kemudian izin dengan kliennya untuk pergi sebentar, hingga orgasmenya mereda.

sumber


emphetri.blogspot.com

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...