lain. Tapi, pekerjaannya sebagai manajer telah memaksanya untuk menghilangkan sifat sentimentil dan
mengharuskannya bersikap tegas. "Perkerjaan saya adalah untuk memanajeri United, untuk mencetak
hasil dan saya tak berbeda dengan manajer lainnya," papar Fergie di ESPN Star, mengenai pekerjaan yang
digelutinya.
Pria kelahiran Glasgow, Skotlandia, itu sudah hampir 25 tahun duduk di kursi manajer Manchester United,
sebuah rentang waktu yang sangat panjang, yang mana sulit ditemukan lagi pada masa sepakbola modern
seperti sekarang. Selama itu pula Fergie telah memberikan banyak trofi, dan juga beberapa cerita dengan pemain-pemain 'Setan Merah'. Fergie adalah satu-satunya bos di Old Trafford. Pemain bintang seperti apa
pun bisa didepaknya, bahkan meski pemain itu begitu penting untuk tim. Sebut saja Paul Ince, David Beckham, Jaap Stam, Roy Keane ataupun Ruud van Nistelrooy.
Alasannya sederhana saja, Fergie merasa harus bersikap tegas demi kebutuhan tim. "Segala sesuatu yang
saya lakukan harus hitam dan putih," ucapnya. Ketegasan itulah yang membuat Fergie harus membuang rasa
sentimentil dari dirinya. Ia tahu bahwa keputusannya tak selamanya benar, tapi itulah yang harus dilakukannya. Banyak pemain yang terpaksa ia lepas, meski ia sendiri mengaku berat melakukannya.
"Dalam manajemen, Anda harus bisa membuat keputusan--terkadang Anda memang salah. Tapi, itu tak terlalu berarti karena yang penting adalahAnda bisa membuat keputusan." "Di United saya punya Ryan Giggs, Neville Bersaudara (Gary dan Phil. red), (Paul) Scholes dan (Nicky) Butt, yang bisa mewakili spirit klub. Semua pemain yang pernah bermain di sini punya peran masing-masing dalam kesuksesan saya."
"Jadi, ketika saya melihat sesuatu akan terjadi, dalam kasus Nicky Butt dan Phil Neville, saya harus melepas
mereka untuk mendapatkan kesempatan yang lain." "Ada tahap di mana saya takut untuk membicarakannya dengan mereka dan mengatakan kepada mereka bahwa mereka tidak bisa bermain."
"Tak adil buat mereka karena mereka adalah pemain bagus dan memegang peranan penting dalam kebangkitan United."
"Ketika datang waktunya untuk
merelakan mereka pergi, saya tahu
bahwa saya memotong sesuatu yang
sangat penting, memotong sebuah
benang loyalitas, dan saya tidak
menikmatinya," tukas Fergie.
Melihat rentetan trofi yang pernah
diraih oleh Fergie, pengorbanannya
untuk menual pemain yang ia sukai
memang tidak sia-sia. Keberhasilan
memang membutuhkan ketegasan.
Sumber
Detik.com
Published with Blogger-droid v1.6.8
Tidak ada komentar:
Posting Komentar